EMAK STRONG ANTIBAPER, MINDSET TEPAT REZEKI MENDEKAT

#tugas1

Namaku Fadila Fikriani Armadita. Kebanyakan orang memanggilku Dita, ada juga yang memanggil Dila. Bebas, asal bukan Bambang aja.Hehehehee.

Aku tinggal di Batam. Pernah jadi jurnalis di Surabaya, Jakarta, dan Yogyakarta. Sekarang aktivitasku sebagai penulis lepas dan pebisis online yang masih terus belajar berbisnis.

Kekurangan dan Kelebihanku

Bukan perkara mudah ketika diminta menulis kelebihan. Tapi tidak apa aku coba tulis apa  yang menjadi kelebihanku. Aku suka mempelajari hal baru dan juga tantangan.

Aku punya kemampuan untuk mandiri dan tidak suka bergantung pada siapapun kecuali Allah SWT. Aku tidak mudah menyerah pada apapun.

Untuk kekurangan, wah ini nih yang harus diurai satu persatu. Aku adalah orang yang kurang disiplin. Banyak mau dan keinginan, tapi bingung mulai dari mana. Hehehehe.

Belum bisa fokus, bisnis apa nih yang akan dijalani dengan serius. Bisnis palugada masih kujalani. Padahal kalau fokus bisa lebih baik sepertinya. Ya, saking banyaknya yang mau diupload sampai keder sendiri.

Aku juga masih kurang dalam membina tim. Ada beberapa reseller, tetapi belum maksimal. Lebih sering menghadapi customer langsung ketimbang tim reseller.

Kompetensi

Kompetensi yang aku punya untuk mendukung bisnis adalah menulis. Edit flyer pakai canva bisa juga, meski super minimalis.

Rutinitas mengerjakan artikel dari luar membuatku sering mengabaikan konten media sosial dan mebuat desain sederhana di canva.

Sebetulnya nggak enak juga sih terus-terusan comot desain kawan, padahal kita bisa mengerjakan sendiri meski seadanya.

Cerita Masa Lalu

Berdagang, berjualan, berbisnis sebetulnya bukan hal baru bagi saya. Lahir di keluarga pedagang, membuat saya nggak malu berjualan.

Sejak SD saya mulai berjualan kuncir rambut, buku tulis dengan cover doa, dan lain-lain. Untungnya saya kumpulkan untuk jajan. Hahahaha.

Salah satu permainan yang saya lakukan sendiri zaman kecil adalah toko-tokoan. Ya, saya sering membungkus barang apa saja yang ada di rumah, kemudian memasukkannya ke kantong plastik.

Konyolnya lagi saya menstaples kertas di bagian atas kantong plastik ala kasir Matahari wkwkwkw. Sungguh ini masa kecil yang nggak pernah saya lupakan.

Waktu berlalu, ‘dunia bisnis’ pun saya tinggalkan. Bahkan nggak pernah terpikir sama sekali untuk berjualan.

Sampai tahun 2013, saya bekerja di sebuah kantor media mingguan di Jakarta. Kawan akrab saya di kantor adalah pedagang online.

Ya, pada waktu itu berjualan online masih belum banyak dilakukan. Saya iseng ikut-ikutan dia berjualan, sebagai resellernya.

Waktu itu saya belum punya Blackberry, salah satu sarana untuk berjualan online. Saya hanya memanfaatkan media sosial. Pembelinya pun masih berkisar teman-teman saya saja.  

Qadarullah, di tahun yang sama, kantor tempat kami bekerja gulung tikar. Waktu itu ada jeda satu bulan sampai ketok palu tidak ada yang kami kerjakan di kantor.

Meski demikian, kami tetap wajib ngantor meski jamnya suka-suka. Di situlah saya dan kawan saya gencar berjualan online.

Tahun 2013 adalah titik balik hidup saya. Pekerja Ibukota yang memutuskan untuk kembali ke Jogja, rumah orangtua saya. Tanpa tahu apa yang saya kerjakan.

Di Jogja saya  masih meneruskan berjualan online, dengan sistem dropship atau barang dikirim oleh saya. Alhamdulillah saya dapat supplier baru di Jogja. Jadi lebih punya banyak pilihan.

Singkat cerita, tahun 2014 saya mengambil kuliah S2, lantaran banyak tugas di kampus dan masih harus mengerjakan artikel dari luar saya memutuskan untuk berhenti berjualan online.

Tahun 2016 saya menikah, setahun berikutnya saya pindah ke Batam bersama suami yang lebih dulu tinggal di kota ini.

Setahun pertama, saya nggak ada pemasukan selain dana dari suami. Hehehe. Bingung juga ya. “Harus ada yang saya kerjakan,” batin saya.

Akhirnya mulai saya berjualan online di tahun 2018, masih sesekali, Baru saya lebih serius di tahun 2019. Semuanya mulai dari nol. Dan saya harus banyak belajar tentang dunia bisnis online yang dulu pernah saya lakoni.

Kondisi yang Bikin Baper dan Apa yang Harus Dilakukan

Apa sih yang bikin baper? Ketika semua orang sudah punya rumah sementara saya belum. Ketika banyak orang bisa bersedekah jutaan, sementara saya Insya Allah rutin.

Kondisi bikin baper lainnya adalah ketika orangtua butuh sesuatu tetapi kita tidak bisa membantu secara materi. Sedih rasanya. Inilah yang memicu saya untuk serius berbisnis dan tidak hanya mengandalkan satu lubang pendapatan saja.

Saya ingin di masa pensiun nanti, bisnis ini sudah berjalan dengan sendirinya sesuai sistem. Tentunya harus dibarengi dengan doa yang menembus langit.

Ketika orangtua butuh sesuatu tetapi kita tidak bisa membantu secara materi. Sedih rasanya. Inilah yang memicu saya untuk serius berbisnis dan tidak hanya mengandalkan satu lubang pendapatan saja.

Saya ingin ketika masa pensiun nanti, bisnis ini sudah berjalan dengan sendirinya sesuai sistem. Tentunya harus dibarengi dengan doa yang menembus langit.

Berusaha memperbaiki diri salah satunya dengan beribadah jauh lebih baik lagi. Doakan ya. Aamiin.

Tentang armadita

Jurnalis biasa-biasa saja. Manusia yang juga biasa-biasa saja. Mencoba menjadi bisa karena biasa. Belajar dari mana saja dan siapa saja. Termasuk juga kamu. Menerima dengan terbuka segala bentuk makian dan masukan soal tulisan. Boleh di kolom komentar atau via surel arma.dita@gmail.com. Terimakasih sudah singgah ^^
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar